Alkisah disuatu desa, ada seorang anak bernama Malawi. Ia adalah anak satu-satunya dikeluarganya. Ayahnya seorang nelayan. Malawi sangat suka makan, seolah tidak pernah kenyang. Suatu hari, sang Ibu memperingatkannya.
“Malawi, jangan kau makan ikan yang ada di atas meja. Itu untuk ayahmu.”
Malawi hanya mengangguk. Namun, setelah sang Ibu pergi, ia lalu memakan ikan tersebut. Sang Ayah sangat marah karena tidak ada makanan. Malawi telah menghabiskan semuanya.
Malawi meminta maaf dan mengatakan bahwa ia tidak bisa menahan laparnya tadi. Sang Ayah pun memaafkan Malawi. Kemudian, mereka menasihati Malawi agar tidak makan terlalu banyak lagi.
Seminggu setelah itu, sang Ayah mendapatkan seekor ikan mas yang besar saat memancing. Sang Ayah sangat senang dan berencana membawa ikan itu untuk dimasak. Namun, ikan itu bersuara. “Jangan bunuh aku. Aku adalah ikan jelmaan. Tolong kasihanilah aku.”
Ayah terkejut mendengar suara itu. “Siapakah kau?”
“Aku putri yang dikutuk menjadi ikan. Sebab, siapa pun yang memakanku akan menjadi ikan selamanya,” ucap ikan itu.
Ayah Malawi heran. “Tapi, aku harus membawamu ke rumah. Jika aku pulang tanpa ikan, istri dan anakku akan kecewa. Mereka belum makan sedari pagi.”
“Kau boleh membawaku. Aku juga tidak sanggup tinggal di sungai ini lagi. Air sungai ini sudah tercemar oleh pabrik limbah. Begini saja, setiap hari kau memancing, aku akan memberimu ikan yang banyak. Tapi, sebagai gantinya, pelihara aku di rumahmu,” jelas ikan itu.
Ayah Malawi setuju dengan itu. Tiba-tiba saja, embernya dipenuhi dengan ikan. Ayah Malawi sangat senang. Ia membawa ikan-ikan itu dengan gembira.
Sesampainya di rumah, sang Ayah menceritakan tentang perihal ikan mas ajaib itu kepada istrinya. Istrinya paham dan memberikan tempat spesial untuk meletakkan ikan mas ajaib itu. Ia mengganti airnya setiap hari. Malawi juga diperingatkan agar tidak mengganggu ikan mas ajaib itu. Sejak memelihara ikan mas ajaib itu, sang Ayah selalu mendapatkan ikan yang banyak.
Suatu hari saat sang ibu berbelanja, Malawi pergi ke dapur. Ia lapar dan membuka tudung nasi. Karena ibunya masih belanja, hanya ada sedikit makanan sisa semalam. Malawi yang rakus langsung menghabiskan semua makanan itu. Namun, tetap saja ia merasa lapar. Ia lalu tertarik melihat ikan mas besar yang berada di ember itu. Ia berniat memakannya.
Malawi mengambil ikan mas itu dan menggorengnya, lalu dimakan. Seketika itu, tubuh Malawi tiba-tiba dipenuhi dengan sisik ikan. Saat itu, sang Ibu datang dari pasar. Sang Ibu melihat seekor ikan besar menggeliat di lantai.
Sang Ibu segera memeriksa ikan mas dalam ember dan kosong. Setelah melihat sekeliling, ia melihat sisa tulang ikan di atas meja. “Tidaaaak!” teriaknya, lalu memeluk ikan mas di lantai.
Nasihat :Sikap rakus hanya akan mendatangkan keburukan. Dengarkanlah nasihat orang tua agar hidupmu bahagia.