Disuatu hutan terlarang, hiduplah peri-peri bersama keluarga dan saudaranya. Mereka semua bersayap indah. Namun, ada satu peri buruk rupa yang tidak mempunyai sayap. Karena itu, ia dipanggil sebagai Peri Tanpa Sayap.
Peri Tanpa Sayap cemburu pada peri lainnya karena mereka bisa terbang. Ia juga malu dengan ejekan dan julukan yang diberikan teman-temannya kepadanya. Suatu hari, ia pergi jalan-jalan keluar dari hutan larangan sendirian.
Sebenarnya, para peri dilarang untuk keluar dari hutan. Karena di luar hutan larangan adalah tempat tinggal raksasa dan kurcaci. Peri Tanpa Sayap abai terhadap larangan itu. Ia hanya ingin bertualang.
Peri Tanpa Sayap terus berjalan. Setelah beberapa lama, ia merasa lelah dan lapar. Ia melihat sebuah pohon ceri dan berusaha memanjatnya. Ia segera duduk di salah satu dahan sambil memakan buah ceri. Seekor burung datang mendekat.
‘’Hai, Peri. Kenapa kau berada diluar hutan larangan?’’ tanya burung itu.
“Aku bosan di hutan larangan. Mereka selalu mengejekku,’’ jawab Peri Tanpa Sayap.
“Berhati-hatilah, di sini berbahaya. Jangan sampai kau bertemu raksasa. Sebelum malam tiba, sebaiknya kau pulang.” Burung itu menasihati, lalu pergi.
“Tolong! Tolong aku!” tiba-tiba, terdengar teriakan. Peri Tanpa Sayap langsung melihat sekitar. Ternyata di bawah pohon ada kurcaci yang terluka. Kakinya berdarah.
“Apa yang terjadi denganmu?’’ tanya Peri Tanpa Sayap. Ia langsung turun dari pohon.
“Aku menginjak kayu runcing. Aku tidak kuat berjalan,’’ kata si kurcaci. Peri Tanpa Sayap lalu melihat dan mengobati luka itu.
”Terima kasih. Kenapa kau keluar dari hutan larangan?’’ tanya kurcaci.
“Aku tidak puya sayap. Aku malu berada disana,” ucap Peri tanpa sayap.
Tak berapa lama, terdengar suara tapak kaki yang menyeramkan. Seorang raksasa mendekat. “Seorang peri tanpa sayap dan seorang kurcaci disni. Apa yang kalian lakukan?”
“Apa yang membawamu datang, raksasa?” tanya Peri Tanpa Sayap.
“Aku lapar. Kupikir kalian berdua adalah santapan lezat untukku!” Raksasa itu tertawa.
“Lari, Peri. Lari!” Kurcaci langsung mendorong tubuh Peri Tanpa Sayap.
Tangan kanan raksasa tiba-tiba menjulur dan hampir saja mengenai Peri Tanpa Sayap. Kurcaci segera melompat dan menghalangi tangan raksasa. Alhasil, tubuh kurcaci terpelanting dan kesakitan. Melihat itu, Peri Tanpa Sayap marah. “Apa yang kau lakukan, hai Raksasa jahat? Aku akan menyihirmu menjadi batu!”
Tiba-tiba Raksasa menjadi kaku. Tubuhnya berubah menjadi batu.
“Peri, lihatlah, sayapmu telah keluar,” ucap Kurcaci. Peri Tanpa Sayap melihat belakang tubuhnya, sepasang sayap indah yang besar ada di punggungnya.
“Sayapku muncul!” ucap Peri Tanpa Sayap.
Setelah itu, Peri Tanpa Sayap pulang kembali ke hutan larangan. Semua peri terkesima dan kagum dengan sayapnya. Ia menceritakan pengalamannya di luar hutan larangan kepada teman-temannya. Sejak itu, tidak ada lagi yang berani mengejek Peri Tanpa Sayap.
Nasihat :Hargailah segala kelebihan dan kekurangan orang lain agar kamu juga dihargai oleh orang lain.