Suatu ketika, hidup seorang raja yang bijaksana. Ia memiliki seorang putri yang cantik jelita. Sudah saatnya bagi putri itu untuk menikah. Tapi, raja masih bingung. Ia ingin menikahkan putrinya dengan pangeran yang jujur.
“Aku ingin putriku mendapatkan pangeran yang jujur sehingga kelak pangeran itu bisa menggantikanku menjadi raja. Penduduk di negeri ini pun akan tetap hidup makmur” ucap raja kepada pengawal.
“Saya mempunyai ide, Baginda Raja. Kita adakan sayembara kejuiuran. Barang siapa yang dapat memenuhi sayembara kejujuran itu, dialah yang menjadi suami sang putri," saran pengawal.
Raja setuju. la pun menyuruh pengawal untuk menyebarkan sayembara ke penjuru negeri dan ke kerajaan-kerajaan lainnya.
Hari pelaksanaan sayembara pun tiba. Semua pangeran dan pemuda yang ingin mengikuti sayembara, telah berkumpul di halaman istana.
“Sayembara ini diadakan untuk mencari suami bagi putriku. Selain itu, suami putriku kelak akan menggantikanku menjadi raja,” ucap raja.
Semua yang datang bersorak senang.
“Barang siapa bisa membawakan satu ember air laut yang rasanya tawar, maka dialah yang menjadi juara dan berhak menikahi putriku,” seru raja, memulai sayembara.
Seketika, para pangeran dan pemuda pergi ke Iaut untuk mengambil air. Tapi, sia-sia saja. Seluruh air di laut terasa asin. Mereka pun pulang dengan tangan hampa.
Satu per satu pangeran dan pemuda yang mengikuti sayembara gugur. Mereka tak bisa membawakan apa yang raja inginkan. Hingga akhirnya, tersisa tiga pangeran yang tampan. Mereka datang menghadap ke raja bersamaan.
“Saya bawakan satu ember air laut tawar, Raja. Saya sengaja memintanya dari naga penghuni Iaut,” ucap salah satu pangeran.
Raja hanya mengangguk, dan mencicipi air tersebut. Ternyata benar rasanya tawar.
“Saya pun membawakan satu ember air Iaut tawar, Raja. Saya mendapatkan bantuan dari para dewa,” ujar pangeran kedua sambil menunjukkan air yang ia bawa.
Raja kembaili mencicipi air itu. Benar tidak asin.
Pangeran ketiga diam saja. la hanya menyodorkan ember berisi air yang ia bawa. Raja mencicipinya, tapi tiba-tiba raja memuntahkannya.
"Asin!” seru raja.
“Maafkan hamba, Raja. Hamba tak bisa menemukan air Iaut yang tawar. Semua air laut asin”. jelas pangeran ketiga.
Kedua pangeran yang lain tersenyum puas. Mereka yakin akan memenangkan sayembara ini.
“Baiklah, saya akan mengumumkan pemenang sayembara. Pemenangnya adalah pangeran ketiga!" seru raja.
Pangeran ketiga terkejut, tak percaya bahwa ia pemenangnya. Sementara kedua pangeran lainnya tak menerima kekalahan mereka.
“Tak ada air Iaut yang tawar Pangeran ketiga berkata jujur dan pangeran jujurlah yang saya cari,” jelas raja.
Kedua pangeran itu tercengang mendengar penuturan raja. Mereka sangat malu karena sudah berlaku curang.
Rupanya, pilihan raja tepat. Pangeran itu menikah dengan sang putri, dan ia mampu membuat negeri menjadi semakin makmur.
Pesan Moral
Kejujuran itu selalu membawa berkah, mesti terkadang sulit untuk berkata jujur. Kawan, selalu berkata jujur, ya.